li 2013 - 10:08 WIB
“Iman adalah membenarkan di dalam hati (at Tashdiqu bil qalbi), diucapkan dengan lisan (qaulun billisan), dan dibuktikan dengan amal anggota tubuh (amalun bil arkan wal jawarih)
ILUSTRASI
Ciri orang-orang beriman memandang bahwa ketetapan Allah dinomor satukan, jika dihadapkan beberapa pilihan
Oleh: Shalih Hasyim
KETIKA wahyu pertama turun dan ditransformasikan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassalam kepada generasi Muslim pertama (assabiqunal awwalun), maka manusia penunggang onta dari kawasan yang awalnya terisolir nan tandus bisa berubah keyakinan, pola pikir, orientasi dan prilaku kehidupan sehari-hari.
Adalah Khadijah binti Khuwailid, dia seorang wanita yang kaya raya, habis-habisan berkurban. Ia siap secara total tidak takut menanggung resiko sekalipun terancam nyawanya oleh orang-orang kafir. Tidak ada yang lebih berharga melebihi/mengungguli wahyu Allah Subhanahu Wata’ala.
Abu Bakar Ash-Shiddiq, konglomerat tidak berpikir panjang dalam menyambut wahyu Allah. Rasulullah bersabda: Saya tidak mengajak seseorang masuk Islam kecuali ada maju mundurnya kecuali Abu Bakar. Begitu wahyu turun, dia langsung lebur dalam perjuangan Islam. Dalam perjalanan keislamannya, beliau pernah menginfakkan hartinya tanpa disisakan sedikitpun untuk keluarganya.”
Juga Bilal bin Rabah yang menemukan dirinya tidak sebagai budak. Tetapi hanya sebagai hamba Allah Subhanahu Wata’ala. Ia tidak diperbudak oleh posisi, komisi, kepentingan. Ia tidak menjadi hamba minoritas, hamba mayoritas, tetapi hanya sebagai abdullah dan khalifatullah. Ketika dijemur oleh majikannya di atas batu ketika panas matahari yang terik, ia mengatakan “Ahad, Ahad! “(hanya Allah Yang Maha Esa).
Ammar bin Yasir dan keluarganya ridha kehilangan nyawanya, istrinya Sumayyah ditumbak perutnya, tetapi keduanya lebih menghargai keyakinannya daripada nyawa satu-satunya. Sehingga Rasulullah bersabda untuk menghiburnya, “Sabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janjimu adalah surga.”
Keimanan merujuk salafus shalih di atas yang mengantarkan pemiliknya merasakan kebahagian di dunia dengan memperoleh petunjuk dari-Nya dan keselamatan di akhirat dengan masuk surga-Nya (sa’adatud darain). Bukan sekedar mata’ (kepuasan sesaat), tetapi nikmat. Kenikmatan yang belum pernah disaksikan oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terbersit di dalam hati.
فَإِنْ آمَنُواْ بِمِثْلِ مَا آمَنتُم بِهِ فَقَدِ اهْتَدَواْ وَّإِن تَوَلَّوْاْ فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. dan Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” (QS. Al Baqarah (2) : 137).
Dalam ayat lain Allah Subhanahu Wata’ala berfirman;
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ
الَّذِينَ آمَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ
لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَياةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لاَ تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (QS. Yunus (10) : 62-64).
Di dalam surga, orang beriman tidak sekedar minum sebanyak satu gelas air, satu gelas susu, satu gelas arak (yang tidak memabukkan), satu gelas madu, tetapi satu kolam air, satu kolam susu, satu kolam arak, satu kolam madu. (QS. Muhammad (47) : 15).
Iman, Refleksi Hati, Ucapan dan Sikap
Iman yang sejati ialah keyakinan penuh (al-Yaqinu kulluh) yang terhunjam di dalam hati, dengan tidak ada perasaan ragu, serta mempengaruhi arah dan orientasi kehidupan, sikap dan aktifitas keseharian. Iman adalah perpaduan antara amalan hati, amalan lisan dan amalan anggota tubuh. Iman tidak sekedar amal perbuatan, dan tidak pula sebatas pengetahuan tentang arkanul iman. Iman adalah membenarkan Allah dan Rasul-Nya serta menegakkan syariat-Nya di muka bumi ini.
Iman tidak sekedar ucapan lisan seseorang yang memberikan pengakuan dirinya bahwa ia orang beriman. Sebab orang munafik pun dengan lisannya memproklamirkan hal yang sama, namun hatinya mengingkari apa yang diucapkan.
Iman juga bukan sebatas amal perbuatan yang secara lahiriyah tampak merupakan karakteristik orang-orang beriman. Sebab orang-orang munafik pun tidak sedikit yang secara lahiriyah/sekilas terlihat mengerjakan amal ibadah dan berbuat baik, sementara hati mereka kontradiktif dengan perbuatan lainnya, apa yang dilakukannya tidak dimotivasi oleh ketulusan niat untuk mencari ridha Allah Subhanahu Wata’ala. Lain di mulut lain pula di hati.
Bahkan sekarang ini, ada kategori negara maju dan negara berkembang. Ukuran kemajuan ditentukan dari standar yang sempit, yaitu asesoris lahiriyah. Bukan kemajuan yang diukur dari kualitas ruhani. Terbukti, bangsa Barat bukan bangsa yang beradab, tetapi bangsa yang bi-Adab. PBB identik dengan Perserikatan Bangsa Barat. Padahal mereka secara transparan mengatakan negaranya adalah negara skuler/kafir.
Sebab menceraikan Allah Subhanahu Wata’ala dari kehidupan sosial. Maka, melahirkan kehidupan yang jauh dari bimbingan Allah.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya [meraih pujian] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali [beribadah ketika dihadapan manusia].” [QS. An Nisa (4) : 142].
Sesunngguhnya Alah membiarkan mereka dalam pengakuan beriman, sebab itu mereka dilayani sebagai melayani para mukmin. dalam pada itu Allah telah menyediakan neraka buat mereka sebagai pembalasan tipuan mereka itu.
Demikian pula iman bukan sekedar pengetahuan akan makna dan hakikat iman, sebab tidak sedikit orang yang mengetahui hakikat iman tetapi mereka tetap mengingkari kebenaran di hadapannya.
Ciri orang-orang beriman memandang bahwa ketetapan Allah dinomor satukan, jika dihadapkan beberapa pilihan. Tanpa ada rasa keberatan, pura-pura dan pamrih.
Jumhur Ulama mengatakan, “Iman adalah membenarkan di dalam hati (at Tashdiqu bil qalbi), diucapkan dengan lisan (qaulun billisan), dan dibuktikan dengan amal anggota tubuh (amalun bil arkan wal jawarih).
Tekat, idealisme dan kualitas pribadi orang beriman terlukis dalam ucapan ahli sastra Arab berikut: “Siapa yang tidak berani mencoba untuk mendaki gunung (khawatir tergelincir dari puncak), maka selamanya ia akan hidup di lembah-lembah.”
Jadi, sastra tadi mengajarkan bahwa untuk meraih kesuksesan dan bertahan di puncak kesuksesan harus berani untuk mencoba. Menyingkirkan pikiran buruk yang membayangi dirinya. Dan mengganti dengan pikiran dan sikap positif. Kesulitan adalah bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kemudahan. Perbedaan dua keadaan dipandang sebagai panorama kehidupan.
Iman dan akidah islamiah, kepercayaan Islam, sebagaimana yang dijelaskan oleh al-Quran dan As Sunnah, bertumpu pada iman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab-kitab dan para Nabi. Rukun iman itulah yang mampu menjawab tanda tanya kehidupan di dunia ini. Imanlah yang dapat menjelaskan dengan memuaskan kepada manusia tentang rahasia (misteri) kehidupan dan menjawab pertanyaan fundamental, dari mana aku datang, siapa diri kita, mengapa aku di hadirkan di sini, setelah ini akan ke mana.* (Diadaptasi dari kitab : Al-Iman wal Hayah, oleh Syaikh Dr. Yusuf Al Qardhawi dengan sedikit perubahan redaksional).
Thursday, August 8, 2013
Monday, August 5, 2013
PKS Bangun 60 Posko Pelayanan Gratis di Jalur Mudik Lebaran
"Kegiatan ini merupakan silaturahmi kader dan simpatisan yang sedang mudik, sekaligus ajang sosialisasi calon anggota legislatif dan tokoh dari PKS," ujar Ketua Bidang Kepanduan dan Olahraga (BKO) Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS, Purwanto dalam rilis yang diterima detikRamadan, Sabtu (3/8/2013).
Purwanto mengatakan kegiatan posko mudik ini merupakan agenda tahunan PKS. Kader-kader PKS nanti akan melayani para pemudik di titik posko yang telah ditentukan.
Posko akan dibuka sejak H-7 hingga H+7 Lebaran. Saat ini sudah ada 60 titik posko mudik PKS yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara Barat, "Insya Allah, akan bertambah hingga jelang H-1 lebaran," jelasnya.
Lebih lanjut Purwanto menambahkan, posko mudik PKS akan melayani para pemudik mulai dari tempat peristirahatan, pelayanan medis gratis, penyediaan takjil untuk berbuka hingga jasa servis ringan kendaraan pribadi secara gratis.
"Untuk melayani para pemudik, kami juga bekerjasama dengan penginapan, restoran, hotel, musala dan masjid," pungkas Purwanto.
Posko-posko itu antara lain Sumatera Selatan (Kota Palembang, Kab Lubuklinggau dan Kab Empat Lawang), Lampung (Terminal Rajabasa, Kab Tanggamus, Kab Lampung Timur, Kab Lampung Tengah, dan Kab Lampung Selatan), Banten (Kota Cilegon arah Merak), DKI Jakarta (Terminal Senen, terminal Kp Rambutan, terminal Lebak Bulus, terminal Kali Deres, dan terminal Tanjung Priok), dan beberapa titik lainnya di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan NTB. [Sumber: Detik.com]
Tuesday, July 30, 2013
Kudeta Militer Mesir Penuh Darah
http://www.islamedia.web.id/2013/07/pembantaian-di-rabiah-adawiyah-120.html
http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-23474645
http://www.youtube.com/watch?v=TETqWkbpvqk
Islamedia - Jasad-jasad korban terus membanjiri rumah sakit darurat di tengah Raba'ah Adawea, rumah sakit lapangan Rabaa Al-Adaweah mengumumkan jumlah syahid meningkat menjadi sedikitnya 120 syahid, ditambah jumlah luka-luka 45000 orang, meyoritas tertembak peluru panas yang mengenai kepala dan perut.
ini adalah rangkaian pembantaian yang dihasilkan oleh kudeta Militer Mesir dibawah kepemimpinan Abdul Fattah Al-Sisi.
Seperti dilansir oleh Aljazeera Live Mesir, Direktur Rumah Sakit Lapangan menegaskan bahwa mayoritas korban tertembak di kepala, lutut, dan dada sepertinya memang ditargetkan untuk dibunuh secara langsung.
Korban terluka telah dipindahkan ke rumah sakit terdekat dalam jumlah besar, dan diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah hingga Sabtu (27/7/2013).
Di tengah huru-hara itu, doa-doa syahdu dari para pejuang ini terus mengalun menembus langit, dipandu dari mikrofon pentas demonstrasi yang tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda gentar.
Perlu diketahui Jumat (26/70 jutaan rakyat mesir lewat Koalisi Nasional Pendukung Konstitusiturun ke jalan menggelar aksi damai mendukung Mursi namun aksi damai tersebut dibalas dengan kekejaman dan pembantaian oleh militer mesir dan dibantu para preman.[ikhwn/islmgeco/im]
http://www.bbc.co.uk/news/world-middle-east-23474645
http://www.youtube.com/watch?v=TETqWkbpvqk
Saat Hari Menentukan (Yaum Al Furqon), di Padang Badar (17 R - 2 H), Rasululloh habiskan malamnya dgn do'a-munajat bahkan hingga perang berkecamuk terus berdo'a luar biasa. Kita teladani beliau dgn sedikit bait2 do'a utk Mesir hadapi Jum'at Al Furqoon/ (17 R - 1434 H):
اللّهُمَّ طَهِّرْ مِصْرَ مِنْ الظَّالِمِيْنَ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَالمُتَآمِرِيْنَ وَالْخَائِنِيْنَ
"Ya Allah, bersihkan Mesir dari orang2 zalim, perusak, perencana jahat & pengkhianat"
اللّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ
"Ya Allah, kami berlindung dan berserah diri sepenuhnya kepada Mu dari kejahatan mereka"
اللّهُمَّ ارْحَمْ شُهَدَاءَ ثَوْرَتِنَا .. وَ وَاسِ جَرْحَانَا
"Ya Allah rahmatilah para syuhada revolusi kami .. ringankanlah derita mereka yg terluka"
اللّهُمَّ وَحِّدْ صَفَّنَا، وَاجْمَعْ عَلَى الْحَقِّ كَلِمَتَنَا
"Ya Allah, satu padukan barisan kami, dan himpunlah fikiran, hati & ucapan/ prinsip kami (Kalimatunaa) dalam kebenaran"
اِجْعَلْ بَأْسَنَا عَلَى عَدُوِّنَا، وَلاَ تَجْعَلْ بَأْسَنَا بَيْنَنَا
"Ya Allah, jadikanlah kekuatan kami petaka bagi musuh kami, dan jangan kau jadikan kami saling adu kekuatan"
اللّهُمَّ احْفَظْ مِصْرَنَا أَمْنًا وَأَمَانًا .. سِلْمًا وَسَلاَمًا
"Ya Allah, jagalah Mesir kami hingga selalu aman & nyaman"
اللّهُمَّ اجْعَلْ هذِهِ الأَيَّامَ بَرْدًا وَسَلاَمًا عَلَى مِصْرَ وَالْمِصْرِيِّيْنَ
"Ya Allah, jadikanlah hari2 sekarang & kedepan ini hari2 yg penuh kesejukan dan aman-nyaman bagi Mesir & penduduknya"
اللّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ الْحَقِّ، وَمِنْ أَنْصَارِ الْحَقِّ, أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ, حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ
"Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam orang2 yg benar, dan bersama barisan pejuang kebenaran, tunjukkilah kami kebenaran yg nyata, lalu karuniailah kami kekuatan untuk mengikuti kebenaran ini, hanya Engkaulah Ya Allah sebaik-baik penolong-pelindung kami"
---ooo---
Islamedia - Jasad-jasad korban terus membanjiri rumah sakit darurat di tengah Raba'ah Adawea, rumah sakit lapangan Rabaa Al-Adaweah mengumumkan jumlah syahid meningkat menjadi sedikitnya 120 syahid, ditambah jumlah luka-luka 45000 orang, meyoritas tertembak peluru panas yang mengenai kepala dan perut.
ini adalah rangkaian pembantaian yang dihasilkan oleh kudeta Militer Mesir dibawah kepemimpinan Abdul Fattah Al-Sisi.
Seperti dilansir oleh Aljazeera Live Mesir, Direktur Rumah Sakit Lapangan menegaskan bahwa mayoritas korban tertembak di kepala, lutut, dan dada sepertinya memang ditargetkan untuk dibunuh secara langsung.
Korban terluka telah dipindahkan ke rumah sakit terdekat dalam jumlah besar, dan diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah hingga Sabtu (27/7/2013).
Di tengah huru-hara itu, doa-doa syahdu dari para pejuang ini terus mengalun menembus langit, dipandu dari mikrofon pentas demonstrasi yang tidak pernah memperlihatkan tanda-tanda gentar.
Perlu diketahui Jumat (26/70 jutaan rakyat mesir lewat Koalisi Nasional Pendukung Konstitusiturun ke jalan menggelar aksi damai mendukung Mursi namun aksi damai tersebut dibalas dengan kekejaman dan pembantaian oleh militer mesir dan dibantu para preman.[ikhwn/islmgeco/im]
Friday, July 26, 2013
Penyebab Puasa Menjadi Sia sia
"PENYEBAB PUASA MENJADI SIA-SIA"
Apa sajakah yang membuat amalan puasa seseorang menjadi sia-sia?
1. BERKATA DUSTA (AZ-ZUUR)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (H.R. Bukhari)
Apa yang dimaksud dengan Az-Zuur? As-Suyuthi mengatakan bahwa Az-Zuur adalah berkata dusta dan menfitnah (buhtan). Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah larang. (Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121, Maktabah Syamilah)
2. BERKATA LAGHWU (sia-sia) DAN ROFATS (porno)
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa.” (H.R. Ibnu Majah dan Hakim)
Apa yang dimaksud dengan Laghwu? Dalam Fathul Bari (3/346), Al-Akhfasy mengatakan :
“Laghwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak bermanfaat.”
Lalu apa yang dimaksudkan dengan Rofats? Dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu Hajar mengatakan :
"Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”
Al-Azhari mengatakan :
"Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita.”
3. MELAKUKAN BERBAGAI MAKSIAT
Jabir bin 'Abdillah memberikan nasehat yang baik “Jika engkau berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah engkau jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latho'if Al-Ma’arif, 1/168, Asy-Syamilah)
Didalam bulan yang suci ini, Allah Subhana Wa Ta' Ala memberi kesempatan kepada manusia untuk mensucikan diri. Mensibukkan diri dan batin dengan ber dzikir, sholat, menghapal Al Qur'an membaca dan memahami serta mendalami Al Qur'an sehingga jauh dari perilaku yang tidak terpuji yang di murkai oleh Allah Subhana Wa Ta'ala.
Memelihara dan menebar kedengkian, menghasut, berghibah (membicarakan orang lain/bergosip), namimah (mengadu domba), tajassus (memata-matai, menguping dll) dan kawan kawannya adalah perbuatan yang selain tidak terpuji, juga membuat puasa menjadi sia-sia serta dimurkai oleh Allah Subhana Wa Ta'ala.
Yuk sahabat jangan sampai menjadikan Puasa kita di tahun ini akan menjadi sia-sia. Yang tanpa mendapatkan pahala kecuali rasa lapar dan dahaga
Thursday, July 11, 2013
Tausiah Ramadhan 2013: Jiwa Pemberi
bersamadakwah - Siapa yang tidak mengasihi yang di bumi, tidak akan dikasihi oleh Yang Dilangit (Allah swt)" ~ Hadits Nabi saw.
Sikap suka berbagi rezeki dengan orang lain, terutama terhadap fakir miskin merupakan salah satu ciri orang yang taqwa. Tentunya hal ini dilakukan dengan niyat yang ikhlas,nothing to loose (tidak merasa ada yang hilang).
Dikisahkan pada suatu hari, Rasulullah saw. menyembelih seekor domba. Setelah dikuliti dan dipotong-potong, lalu beliau serahkan kepada Aisyah ra. isteri tercinta, untuk dimasak. Sebelum ke luar rumah untuk berdakwah, Rasulullah saw berpesan kepada Aisyah, agar daging domba tersebut juga dibagi-bagikan buat tetangga, fakir miskin dan shahabat yang membutuhkannya.
Sepulang Nabi saw dari berdakwah, perut beliau terasa lapar. Lalu bertanya kepada Aisyah, “Apa yang tersisa dari domba yang kita potong tadi pagi?”.
Dengan tersenyum Aisyah menjawab, “Sudah habis ya Rasulullah (sudah dibagi-bagikan kepada fakir miskin), tapi aku sisakan untukmu, sepotong daging paha depannya”.
Nabi saw tersenyum, “Engkau terbalik duhai isteriku, sesungguhnya yang sepotong paha inilah yang akan habis, sedangkan yang sudah engkau sedekahkan itu, akan kekal disisi Allah swt”.
Dari kisah diatas, dapat dipetik pelajaran, bahwa seseorang akan beroleh balasan pahala shadaqah berlipat ganda dari Allah swt, sesuai dengan apa yang pernah dia infakkan. Tentunya harus berasal dari yang halal.
Jadilah kita manusia yang suka memberi, jiwa orang bertaqwa, Allah swt pun menjamin balasannya."Bukankah balasan bagi suatu kebaikan, adalah suatu kebaikan pula"~ QS Ar-Rahman:60.
Jadi, apabila kita berbuat kebaikan kepada manusia, biasanya manusia akan berbuat baik kepada kita. Jika kita berbuat baik bahkan kepada hewan atau tumbuh-tumbuhan, maka hewan dan tumbuhan itu pasti akan berbuat baik kepada kita.
Andai saja, manusia, hewan dan tumbuhan tersebut, tidak membalas kebaikan yang kita lakukan pada mereka, maka Allah swt. pasti akan membalasnya. Jadi sekali lagi, tidak aka ada yang hilang dari kebaikan-kebaikan yang kita perbuat. Semua pasti tercatat disisi Allah swt.
Kalau malas membajak sawah
Tentu hasilnya tak akan ada
Kalau ikhlas memberi sedekah
Tentu balasan berlipat ganda
[tifatul sembiring]
Sikap suka berbagi rezeki dengan orang lain, terutama terhadap fakir miskin merupakan salah satu ciri orang yang taqwa. Tentunya hal ini dilakukan dengan niyat yang ikhlas,nothing to loose (tidak merasa ada yang hilang).
Dikisahkan pada suatu hari, Rasulullah saw. menyembelih seekor domba. Setelah dikuliti dan dipotong-potong, lalu beliau serahkan kepada Aisyah ra. isteri tercinta, untuk dimasak. Sebelum ke luar rumah untuk berdakwah, Rasulullah saw berpesan kepada Aisyah, agar daging domba tersebut juga dibagi-bagikan buat tetangga, fakir miskin dan shahabat yang membutuhkannya.
Sepulang Nabi saw dari berdakwah, perut beliau terasa lapar. Lalu bertanya kepada Aisyah, “Apa yang tersisa dari domba yang kita potong tadi pagi?”.
Dengan tersenyum Aisyah menjawab, “Sudah habis ya Rasulullah (sudah dibagi-bagikan kepada fakir miskin), tapi aku sisakan untukmu, sepotong daging paha depannya”.
Nabi saw tersenyum, “Engkau terbalik duhai isteriku, sesungguhnya yang sepotong paha inilah yang akan habis, sedangkan yang sudah engkau sedekahkan itu, akan kekal disisi Allah swt”.
Dari kisah diatas, dapat dipetik pelajaran, bahwa seseorang akan beroleh balasan pahala shadaqah berlipat ganda dari Allah swt, sesuai dengan apa yang pernah dia infakkan. Tentunya harus berasal dari yang halal.
Jadilah kita manusia yang suka memberi, jiwa orang bertaqwa, Allah swt pun menjamin balasannya."Bukankah balasan bagi suatu kebaikan, adalah suatu kebaikan pula"~ QS Ar-Rahman:60.
Jadi, apabila kita berbuat kebaikan kepada manusia, biasanya manusia akan berbuat baik kepada kita. Jika kita berbuat baik bahkan kepada hewan atau tumbuh-tumbuhan, maka hewan dan tumbuhan itu pasti akan berbuat baik kepada kita.
Andai saja, manusia, hewan dan tumbuhan tersebut, tidak membalas kebaikan yang kita lakukan pada mereka, maka Allah swt. pasti akan membalasnya. Jadi sekali lagi, tidak aka ada yang hilang dari kebaikan-kebaikan yang kita perbuat. Semua pasti tercatat disisi Allah swt.
Kalau malas membajak sawah
Tentu hasilnya tak akan ada
Kalau ikhlas memberi sedekah
Tentu balasan berlipat ganda
[tifatul sembiring]
Thursday, June 27, 2013
7 Kiat Menangkal Virus Ukhuwah
Dalam surat Al
Hujurat (QS 49) Allah SWT memaparkan 7 kiat bagi kita untuk menangkal
virus-virus ukhuwwah yang bisa menghancurkan shaf ukhuwwah yang telah dibina.
Tabayyun
Tabayyun berarti mencari kejelasan informasi dan mencari bukti kebenaran informasi yang diterima. Allah SWT berfirman:
‘Adamus Sukhriyyah
‘Adamul Lamz
Tarkut Tanabuz
Ijtinabu Katsirin minadzdzan
Adamut Tajassus
Ijtinabul Ghibah
Tabayyun
Tabayyun berarti mencari kejelasan informasi dan mencari bukti kebenaran informasi yang diterima. Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq
membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS 49:6)
‘Adamus Sukhriyyah
Artinya tidak
memperolok-olokkan orang atau kelompok lain. Firman Allah
SWT:
SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah satu kaum memperolok-olokkan
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik
dari mereka (yang memperolok-olokkan).” (QS 49:11)
Berhimpunnya
kelompok-kelompok dakwah dan harakah yang ada di bumi sekarang ini adalah suatu
mimpi indah. Sebagaimana yang ditulis DR. Yusuf Qardhawi, maka kesatuan wala’
(loyalitas) dan tumbuhnya suasana ta’awun dalam menghadapi konspirasi para
thaghut adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar lagi. Dan kalaupun hal ini
belum terwujud karena ada beberapa hal yang belum bisa kita lakukan, maka tidak
mampukah kita sekadar meninggalkan tradisi sukhriyyah dan perasaan ana khairun
minhu (saya lebih baik daripadanya) seperti yang dinyatakan iblis???
‘Adamul Lamz
Maksudnya tidak
mencela orang lain. Ini ditegaskan dengan firman-Nya:
“Dan janganlah kamu mencela diri sendiri’. Mencela sesama muslim, oleh
ayat ini dianggap mencela diri sendiri, sebab pada hakekatnya kaum muslimin
dianggap satu kesatuan. Apalagi jika celaan itu adalah masalah status dan
standar kebendaan. Allah sendiri menyuruh Rosul dan orang-orang yang
mengikutinya untuk bersabar atas segala kekurangan orang-orang mukmin. (lLihat
QS, 18:28).
Tarkut Tanabuz
Yakni meninggalkan
panggilan dengan sebutan-sebutan yang tidak baik terhadap sesama muslim. Ini
berdasarkan firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu saling memanggil dengan sebutan-sebutan (yang
buruk).” (QS 49:11)
Tanabuz dalam bentuk
yang paling parah adalah berupa pengkafiran terhadap orang yang beriman. Pada
kenyataannya masih saja ada orang atau kelompok yang dengan begitu mudahnya
menyebut kafir kepada orang yang tidak
tertarik untuk masuk
ke dalam kelompok tersebut.
Ijtinabu Katsirin minadzdzan
Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka,
karena sebagian prasangka itu dosa.” (QS 49:12)
Pada dasarnya
seorang muslim harus berbaik sangka terhadap sesamanya, kecuali jika ada bukti
yang jelas tentang kesalahan tersebut. Dan sebaliknya, kepada orang kafir dan
musuh Islam, kaum muslimin harus menaruh curiga bila mereka bermanis budi.
Allah SWT sendiri menegaskan:
“Sesungguhnya orang-orang kafir menginfakkan harta-harta mereka untuk
mengahalangi manusia dari jalan Allah.” (QS 8:36)
Adamut Tajassus
‘Adamut Tajassus
adalah tidak mencari-cari kesalahan dan aurat orang lain. Perbuatan ini amat
dicela Islam. Allah SWT amat suka bila kita berusaha menutup aib saudara kita
sendiri. Firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan (dan aurat) orang
lain.” (QS 49:12)
Ijtinabul Ghibah
Allah SWT menegaskan:
“Dan janganlah kamu sekalian menggunjing sebagian lain. Sukakah salah
seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?…”
Ghibah sebagaimana
yang dijelaskan Rasulullah SAW adalah menceritakan keburukan dan kejelekan
orang lain. Ketika seseorang menceritakan kejelekan orang lain, maka ada dua
kemungkinan yang terjadi. Pertama, jika yang diceritakannya benar-benar terjadi
maka itulah ghibah. Kedua, jika yang diceritakannya itu tidak terjadi berarti
ia telah memfitnah orang lain.
Begitu besarnya dosa
ghibah, sampai Allah SWT menyamakan orang yang melakukannya dengan orang yang
memakan bangkai saudaranya sendiri.
Sumber : http://albarokah.or.id/
Monday, June 10, 2013
Jangan Hasad dan Jangan Lemah oleh Hasad
Penyakit
berat yang mengancam kehidupan kita adalah hasad atau dengki. Hasad adalah
tidak suka dengan kebaikan yang ada pada orang lain, bahkan dia ingin agar
kebaikan itu hilang dari orang tersebut.
Dikatakan
bahwa pada setiap manusia tidak ada yang sepi dari sifat hasad. Hanya saja ada
yang dapat menahannya, tapi ada yang tidak dapat membendungnya. Karena itu kita
diperintahkan untuk sering-sering berlindung dari penyakit hasad dan dari orang
hasad. Sebab jika hasad sudah bersarang di hati, dari sana lahir berbagai
keburukan dan perbuatan nista. Dan orang yang paling rugi atas sifat hasad
adalah orang yang hasad itu sendiri. Baik terhadap dirinya, maupun agamanya.
Dalam
sejarahnya, pembangkangan dan permusuhan sumbernya adalah hasad. Iblis
membangkang kepada Allah, karena hasad terhadap Nabi Adam, mengapa dia yang
terbuat dari api bersujud kepada Adam yang terbuat dari tanah (Al-A’raf 12).
Qabil membunuh habil karena hasad terhadap saudaranya yang mendapat isteri
lebih cantik darinya dan kurbannya diterima sedang dia tidak. Perhatikan
bagaimana kejinya perbuatan saudara-saudara Nabi Yusuf kepada adiknya yang
masih kecil. Tak lain karena hasad mereka terhadap Nabi Yusuf.
Kaum
Yahudi yang hasad terhadap Rasulullah SAW dan bangsa Arab yang mendapatkan
kemuliaan akhir kenabian melahirkan sekian banyak perbuatan nista. Abdullah bin
Ubay bin Salul yang hasad dengan kemuliaan Rasulullah SAW, menjadikannya
sebagai gembong munafik dengan segala perbuatan liciknya. Begitulah seterusnya,
hasad tidak pernah sepi dari kehidupan manusia.
Benarlah
jika dikatakan bahwa hasad memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu
bakar. Hasad membuat gelap mata, yang tampak hanyalah keburukan orang yang
didengki. Tidak sedikitpun kebaikan dia akui, walau sebenarnya banyak. Hasad
lahir karena kehidupan yang lebih berorientasi dunia, materi, pamor,
popularitas, kedudukan dan jabatan, dan lain-lain.
Hasad
dapat menjangkiti siapa saja, tak terkecuali orang yang sedang berada di jalan
dakwah sekalipun. Rasulullah SAW tidak khawatir dengan kefakiran umatnya. Dia
justeru khawatir ketika pintu-pintu dunia terbuka. Lalu umatnya saling
berlomba-lomba mengejar dunia, saling sikut dan saling dengki (HR. Muslim).
Mari
periksa lagi diri kita dari sifat hasad berlindunglah kepada Allah dari
penyakit yang satu ini. Biasakan melapangkan dada kita terhadap
kebaikan-kebaikan yang dimiliki saudara-saudara kita. Bahkan kita ikut gembira
dengan kegembiraan mereka. Obat hasad paling mujarab adalah kembali kepada
Allah, mengingat kematian dan berharap kemuliaan dariNya serta tidak
berorientasi duniawi semata.
Jika
ada orang yang hasad terhadap kita, juga jangan terlalu sedih dan galau. Karena
orang-orang yang lebih mulia dari kita pun tetap ada yang hasad kepadanya.
Berlindunglah kepada Allah dari orang yang hasad. Kemudian tetaplah berjalan di
jalan kebaikan. Jangan sekali2 kebaikan kita hentikan karena hasad orang lain.
Cukuplah ketenangan, keteguhan serta senyum kita membuat orang yang hasad kian menderita.
Penderitaan yang tak berpahala, justeru berdosa.
Jangan
balas hasad dengan hasad. Balaslah dengan doa, ucapan baik, dan menebar cinta,
kerja dan harmoni. Jangan terlalu berharap orang yang hasad akan berubah. Ini
memang jenis penyakit yang sulit dihilangkan. Yang penting diri kita tetap ajeg
dan kuat. Kata Mu’awiyah ra: “Semua permusuhan mudah dipadamkan. Kecuali
permusuhan yang sumbernya adalah hasad.”
Riyadh,
Rajab 1434 H
Ustadz
Abdullah Haidir
Subscribe to:
Posts (Atom)