Masih jelas dalam ingatan dengan buku bacaan yaitu tentang Salahuddin Al
Ayyubi, saat itu masih duduk di SD kelas 6, kebetulan berlibur ke rumah kakek
dan terlihat buku itu ada di meja makan, yang kemudian membacanya.
Buku bacaan yang menarik, yang pada mulanya beranggapan bahwa kisah ini
hanyalah fiksi belaka yang ternyata belakangan ini, baru diketahui bahwa kisah
tersebut adalah fakta adanya.
Dikisahkan bagaimana Salahuddin Al Ayubi membebaskan Yerusalem dari para
ksatria pasukan salib yang bengis.
Dikatakan bengis, kejam, biadab, memang demikian, karena mereka
berperang tidak menggunakan norma hukum perang. Saat pasukan salib merebut
Yerusalem, mereka membantai semua yang bukan beragama Kristen (saat itu belum ada Protestan). Tidak
pandang bulu, anak anak, perempuan, lansia, semua di bantai.
Salahuddin Al Ayubi tergerak hatinya untuk membebaskan Yerusalem dari kezaliman. Begitu memegang kekuasan
tertinggi sebagai sultan, beliau memilih pasukannya yang berkisar 30000 orang
yang semuanya bukan hanya taat beragama, tetapi yang shalat tahajud. Itulah
kriteria yang ditetapkan oleh Salahuddin sementara pasukan salib saat itu
diatas 600000 orang, tetapi Salahuddin percaya dan yakin kepada Allah SWT.
Salahuddin adalah muslim yang sangat taat beragama. Selalu berpuasa
sunnah dan melakukan shalat tahajud, dermawan, lemah lembut, sopan, tulus dan
ikhlas.
Beliau juga dapat yang dikatakan orang yang pertama kali membuat sekolah
yang namanya madrasah, sebelum menjadi sultan.
Selain memilih pasukan yang taat dan selalu melakukan tahajud, beliau
juga membawa para ahli agama sebagai penasehat beliau, baik itu mengenai hukum
perang, atau syariah ataupun mengenai hal hal lain yang menurut beliau, islam
adalah the way of life.
Pada penyerbuan pertama, dengan memakai aturan syariah, mengagetkan para
ksatria pasukan salib, karena apa yang Salahuddin lakukan, baik mengenai
sebelum perang, saat perang dan sesudah perang, sangat manusiawi. Tawanan
perang pasukan salib diperlakukan dengan baik. Walaupun diketahui pula bahwa
pasukan salib tersebut selalu melanggar janji janji yang telah disepakati.
Hanya dalam waktu 2 bulan saja pasukan muslim yang dipimpin oleh Salahuddin sudah dapat menguasai Yerusalem tanpa terjadi pertumpahan darah sedikitpun saat mengepung Yerusalem, diluar perkiraan penduduk Yerusalem pada saat itu yang menganggap pasukan Salahuddin akan membasmi mereka. Kebijakan Salahuddin saat itu adalah tidak membunuh mereka, malah membebaskan dan memerdekakan mereka dan membuat perjanjian bahwa militer asing tidak boleh kembali ke Yerusalem, yang tentunya kita dapat lihat sekarang, mereka melanggar perjanjian tersebut.
Suatu saat, pasukan salib yang dipimpin oleh raja inggris, menyerbu yerusalem kembali, tetapi ditengah jalan,
pasukannya tertimpa wabah, yang diketahui pula bahwa eropa pada saat itu masih
belum beradab jauh dari bersih, berbeda dengan Islam, yang selalu menjaga kebersihan, tercermin
dari wudhu yang dilakukan oleh seorang muslim juga saluran sanitasi dan parit serta air mancur yang memang inovasi dari dunia Islam.
Pasukan salib pimpinan raja inggris tersebut sakit, termasuk rajanya.
Lalu Salahuddin memerintahkan kepada utusannya utk membawa obat obatan,
tabib/dokter dan makanan termasuk buah buahan. Hal ini membuat terkejut pasukan
salib saat itu.
Disuatu pertempuran, raja Inggris tersebut jatuh dari kuda saat
berperang, lalu Salahuddin memerintahkan untuk memberikan kuda dan pedang
kepada raja Inggris tersebut yang membuat semakin terkejut dengan sikap
Salahuddin tersebut yang dijawab oleh Salahuddin bahwa ini juga aturan atau
syariah dari agama Islam.
Bukan hanya itu, sewaktu salah sorang wanita beragama kristen kehilangan
anak karena diculik, dia tidak meminta kepada raja Inggris untuk minta bantuan,
tetapi meminta tolong kepada Sultan Salahuddin dan beliaupun menyanggupinya,
dan setelah beberapa lama mencari, akhirnya ditemukan dan dikembalikan kepada
wanita tersebut.
Saat pasukan salib mundur, raja Inggris menutup mata dengan perisai,
tidak mau melihat Yerusalem dan mengatakan Yerusalem tidak dapat kami taklukan.
Hal ini membuat nama Islam mulai menyeruak ke daratan eropa dan nama
Salahuddin disebut sebagai musuh yang terhormat, santun, dermawan dan
rendah hati.
Dari Salahuddin pula, orang eropa saat itu menyadari bahwa hukum syariah
Islam itu sangat adil dan bijaksana.
Kisah tersebut diatas sangat membekas dihati dan tanpa sengaja baru baru
ini, saat menonton salah satu saluran TV, yang mengisahkan Saladin (nama
menurut versi barat) di mystery x files, dengan mewawancarai para pakar
dibidang tersebut, ternyata kisah Salahuddin tersebut bukanlah legenda tetapi
benar adanya.
Aturan perang yang dipakai sekarang ini yang
tercantum dalam Konvensi Geneva mengacu atau berdasarkan atas aturan yang
ditetapkan oleh Salahuddin yang tentunya beliau mengacu kepada syariah Islam.
[wahyuprizuardi]
No comments:
Post a Comment