Tabayyun
Tabayyun berarti mencari kejelasan informasi dan mencari bukti kebenaran informasi yang diterima. Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq
membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS 49:6)
‘Adamus Sukhriyyah
Artinya tidak
memperolok-olokkan orang atau kelompok lain. Firman Allah
SWT:
SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah satu kaum memperolok-olokkan
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik
dari mereka (yang memperolok-olokkan).” (QS 49:11)
Berhimpunnya
kelompok-kelompok dakwah dan harakah yang ada di bumi sekarang ini adalah suatu
mimpi indah. Sebagaimana yang ditulis DR. Yusuf Qardhawi, maka kesatuan wala’
(loyalitas) dan tumbuhnya suasana ta’awun dalam menghadapi konspirasi para
thaghut adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar lagi. Dan kalaupun hal ini
belum terwujud karena ada beberapa hal yang belum bisa kita lakukan, maka tidak
mampukah kita sekadar meninggalkan tradisi sukhriyyah dan perasaan ana khairun
minhu (saya lebih baik daripadanya) seperti yang dinyatakan iblis???
‘Adamul Lamz
Maksudnya tidak
mencela orang lain. Ini ditegaskan dengan firman-Nya:
“Dan janganlah kamu mencela diri sendiri’. Mencela sesama muslim, oleh
ayat ini dianggap mencela diri sendiri, sebab pada hakekatnya kaum muslimin
dianggap satu kesatuan. Apalagi jika celaan itu adalah masalah status dan
standar kebendaan. Allah sendiri menyuruh Rosul dan orang-orang yang
mengikutinya untuk bersabar atas segala kekurangan orang-orang mukmin. (lLihat
QS, 18:28).
Tarkut Tanabuz
Yakni meninggalkan
panggilan dengan sebutan-sebutan yang tidak baik terhadap sesama muslim. Ini
berdasarkan firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu saling memanggil dengan sebutan-sebutan (yang
buruk).” (QS 49:11)
Tanabuz dalam bentuk
yang paling parah adalah berupa pengkafiran terhadap orang yang beriman. Pada
kenyataannya masih saja ada orang atau kelompok yang dengan begitu mudahnya
menyebut kafir kepada orang yang tidak
tertarik untuk masuk
ke dalam kelompok tersebut.
Ijtinabu Katsirin minadzdzan
Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka,
karena sebagian prasangka itu dosa.” (QS 49:12)
Pada dasarnya
seorang muslim harus berbaik sangka terhadap sesamanya, kecuali jika ada bukti
yang jelas tentang kesalahan tersebut. Dan sebaliknya, kepada orang kafir dan
musuh Islam, kaum muslimin harus menaruh curiga bila mereka bermanis budi.
Allah SWT sendiri menegaskan:
“Sesungguhnya orang-orang kafir menginfakkan harta-harta mereka untuk
mengahalangi manusia dari jalan Allah.” (QS 8:36)
Adamut Tajassus
‘Adamut Tajassus
adalah tidak mencari-cari kesalahan dan aurat orang lain. Perbuatan ini amat
dicela Islam. Allah SWT amat suka bila kita berusaha menutup aib saudara kita
sendiri. Firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan (dan aurat) orang
lain.” (QS 49:12)
Ijtinabul Ghibah
Allah SWT menegaskan:
“Dan janganlah kamu sekalian menggunjing sebagian lain. Sukakah salah
seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?…”
Ghibah sebagaimana
yang dijelaskan Rasulullah SAW adalah menceritakan keburukan dan kejelekan
orang lain. Ketika seseorang menceritakan kejelekan orang lain, maka ada dua
kemungkinan yang terjadi. Pertama, jika yang diceritakannya benar-benar terjadi
maka itulah ghibah. Kedua, jika yang diceritakannya itu tidak terjadi berarti
ia telah memfitnah orang lain.
Begitu besarnya dosa
ghibah, sampai Allah SWT menyamakan orang yang melakukannya dengan orang yang
memakan bangkai saudaranya sendiri.
Sumber : http://albarokah.or.id/