Wednesday, January 28, 2015

Adab Bertetangga

Semua amalan/perbuatan diawali dengan niat dan Allah SWT Maha Mengetahui, perbuatan secara terang terangan, sembunyi sembunyi ataupun yang ada di dalam hati. Sekalipun orang tersebut lupa, Allah Maha menyaksikan segala sesuatu. Oleh karenanya tidak ada yang dapat disembunyikan dari Allah SWT dan akan dihitung amalan kelak di pengadilan Akbar.

Allah SWT berfirman:  "Dan Dialah Allah (yang disembah) di langit dan di bumi. Dia mengetahui yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan dan mengetahui apa yang kamu usahakan. QS al aan'aam:3.

Jika ada tetangga yg memiliki sifat kurang baik atau sering kali melanggar norma adab bertetangga, sekali pun sdh berkali kali di tegur , seperti misalkan tetangga tersebut suka menguping, bahkan menghasut, berghibah, atau yg lbh parah lagi, suka mengganggu dgn berbagai cara, atau bahkan merusak properti tetangganya, mungkin cara pertama adalah beri nasehat dan ajak utk introspeksi diri, walaupun biasanya org yg punya sifat buruk tersebut Akan selalu menyalahkan org lain Dan tdk pernah berani utk introspeksi diri sendiri, selain itu juga karena mengetahui bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan iblis. Jalan keluar terakhir adalah pindah ke lingkungan yg lbh islami, krn biasanya tetangga yg punya sifat buruk tersebut akan Terus menerus melakukan kejahatannya Dan berakselerasi, dan bisa jadi di dukung oleh org lain atau saling tolong menolong dalam kebathilan, atau paling tidak terjadi pembiaran.

Tetangga yg suka mengganggu tsb kecenderungannya punya hati yg kotor dan mudah terhasut dan dikarenakan suka menghasut pula. Sebenarnya sungguh seharusnya kita Ikut prihatin dgn perilalu tsb, yg dpt berarti sdh tdk punya malu melakukannya kejahatan2 tsb, semua tindakannya dianggap ringan, Tanpa merasa berdosa, pandai berdalih, mencari segala macam alasan, pdhl sdh tahu bahwa Allah SWT Maha Mengetahui dan tidak dapat dibohongi.

Hak dan kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangatlah besar dan mulia. Sampai-sampai sikap terhadap tetangga dijadikan sebagai indikasi keimanan. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia muliakan tetangganya” (HR. Bukhari 5589, Muslim 70)

Anjuran Berbuat Baik Kepada Tetangga
Karena demikian penting dan besarnya kedudukan tetangga bagi seorang muslim, Islam pun memerintahkan ummatnya untuk berbuat baik terhadap tetangga. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An Nisa: 36)

Keindahan Islam: Segala Amal perbuatan dimulai dari niatnya, oleh karenanya perbarui niatnya. Karena Allah Subhana Wa Ta' alla Maha mengetahui Segalanya termasuk perbuatan atau pun yg disembunyikanya.

Syaikh Abdurrahman As Sa’di menjelaskan ayat ini: “Tetangga yang lebih dekat tempatnya, lebih besar haknya. Maka sudah semestinya seseorang mempererat hubungannya terhadap tetangganya, dengan memberinya sebab-sebab hidayah, dengan sedekah, dakwah, lemah-lembut dalam perkataan dan perbuatan serta tidak memberikan gangguan baik berupa perkataan dan perbuatan” (Tafsir As Sa’di, 1/177)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:

خَيْرُ اْلأَصْحَابِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِصَاحِبِهِ ، وَخَيْرُ الْـجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ لِـجَارِهِ

Sahabat yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap sahabatnya. Tetangga yang paling baik di sisi Allah adalah yang paling baik sikapnya terhadap tetangganya” (HR. At Tirmidzi 1944, Abu Daud 9/156, dinilai shahih oleh Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 103)
Maka jelas sekali bahwa berbuat baik terhadap tetangga adalah akhlak yang sangat mulia dan sangat ditekankan penerapannya, karena diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Ancaman Atas Sikap Buruk Kepada Tetangga

Disamping anjuran, syariat Islam juga mengabarkan kepada kita ancaman terhadap orang yang enggan dan lalai dalam berbuat baik terhadap tetangga. Bahkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menafikan keimanan dari orang yang lisannya kerap menyakiti tetangga. Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ . قِيْلَ: وَ مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: الَّذِيْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Demi Allah, tidak beriman, tidak beriman, tidak beriman. Ada yang bertanya: ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’. Beliau menjawab: ‘Orang yang tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya (kejahatannya)‘” (HR. Bukhari 6016, Muslim 46).

Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: “Bawa’iq maksudnya culas, khianat, zhalim dan jahat. Barangsiapa yang tetangganya tidak aman dari sifat itu, maka ia bukanlah seorang mukmin. Jika itu juga dilakukan dalam perbuatan, maka lebih parah lagi. Hadits ini juga dalil larangan menjahati tetangga, baik dengan perkataan atau perbuatan. Dalam bentuk perkataan, yaitu tetangga mendengar hal-hal yang membuatnya terganggu dan resah”. Beliau juga berkata: ”Jadi, haram hukumnya mengganggu tetangga dengan segala bentuk gangguan. Jika seseorang melakukannya, maka ia bukan seorang mukmin, dalam artian ia tidak memiliki sifat sebagaimana sifat orang mukmin dalam masalah ini” (Syarh Riyadhis Shalihin, 3/178)
 [yulian purnama/summary - red.]

Sunday, January 25, 2015

Peranan Niat dalam Islam

Pada masa sekarang ini, konsep niat seringkali di abaikan atau dilupakan, Allah SWT melalui rasulNya yang sangat amanah ini mengajarkan kepada manusia bahwa semua tindakan dilakukan berdasarkan niatnya. Dengan niat, tercermin baik buruknya niat tersebut, lebih terkontrol, menjadi lebih terukur, lebih fokus dan insya Allah dengan niat baik tersebut melahirkan kemauan dan usaha yang optimal dalam meraihnya.
Salah satu keindahan islam yang sangat fundamental adalah peranan NIAT yang selalu menjadi landasan utama bukan hanya pada saat melaksanakan ritual ibadah melainkan tercemin dalam kehidupan sehari hari, koridor bagi segala amalan/tindakan. Sholat di mulai dengan niat, puasa dimulai dengan niat dan seterusnya. Hal ini pula, karena Allah SWT Maha Mengetahui, maka keterlibatan, korelasi antara niat dan amalan menjadi standar dalam menilai amalan baik/buruk manusia selama di dunia.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya setiap perbuatan itu harus diawali dengan niat, dan sesungguhnya setiap perbuatan bergantung pada yang diniatkan." (HR. Bukhori dan Muslim)
Niat tidak dapat dimanipulasi, karena sangat jujur, sedangkan tujuan yang dikemukakan dari perbuatan/amalan manusia sangat mudah disembunyikan dan di pelintir atau dimanupulasi. Mengetahui dan memahami niat seseorang bukanlah hak orang lain, melainkan hak dari yg punya niat dan haknya Allah SWT semata.

Dalam kehidupan sehari-hari niat yang benar dapat mempengaruhi suatu perkara mubah menjadi suatu ibadah. Misalnya orang yang niat makan agar memperoleh kekuatan untuk melaksanakan ibadah dan orang yang istirahat setelah seharian bekerja lalu niat tidur agar diesok hari dapat melaksanakan sholat shubuh.
Syarat dari konsekuensi niat adalah melaksanakannya dengan amalan nyata, misalnya orang yang mencari ilmu dan komitmen didalamnya, maka niatnya tersebut adalah bagaimana mendapatkan ilmu tersebut dengan mengamalkan dan memahaminya, jika tidak melaksanakan hal itu dengan perilaku nyata dan penuh ketekunan, maka niat mencari ilmu tersebut sia-sia. Dan juga perilaku lainnya dapat disandarkan dengan niat mendapat ridlo dari Allah.
Jika niat itu diterapkan pada tempatnya, maka pasti akan di ridhoi olehNya, dan dampak yang didapat dari baiknya dan kuatnya niat tersebut untuk diri sendiri adalah terhindar dari sifat sombong, sifat ego sehingga akan selalu tawa'du, suhud dan sabar dalam proses pencapaiannya.
Jika melihat biografi orang orang yang sukses, semuanya pasti di mulai dengan niat baik dan untuk kemasalahatan ummat, contohnya: Google, para founder nya berniat untuk membantu dan memudahkan orang orang yang mencari informasi denga cepat dan tepat, demikian pulan dengan Thomas A Edison, Einstein, founder Facebook, ataupun Apple, Microsoft, Al Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Batutah, Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi, Ibnu Haitham, Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan, Ibnu Ishak Al-Kindi, Abul Hakam Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Ali Al-Kirmani, Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi, Abu Mansyur Almaturiddi, Ibnu Rushd, Abu Raihan Al-Biruni, Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi dan lain lain. Oleh karenanya, kiat sukses dalam hidup adalah niatkan untuk kemasalahatan umat, untuk Islam yang kemudian dijabarkan dalam tindakan yang nyata, kuat dan tepat dari niat tersebut yang insya Allah akan di ridhoi olehNya.

Oleh karena makna niat itu sangat penting dan menjadi landasan Islam, maka seharusnya dalam setiap tindakan harus selalu me-review niat kita dan selalu memperbaiki niat kita. Dan yang utama lainnya adalah, jika akan melakukan sesuatu baik itu utk berbisnis, bekerja. studi, mendidik, mengasuh dan lain sebagainya, sebaiknya diniatkan untuk Islam, membantu masyarakat, memelihara alam dan lain sebagainya, bukan untuk kepentingan diri sendiri semata dan muslim bukan hanya bermanfaat bagi muslim saja, tetapi bagi non muslim dan alam semesta.

Mereka mereka tersebut mempunyai visi yang sangat jelas dengan niat utk kemashalatan umat sehingga membangun kemauan yang sangat kuat, oleh karenanya, siapapun dan apapun agama mereka tersebut, niat dari mereka tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
Oleh karenanya mari kita bercermin, setiap tindakan kita apakah dilandaskan pada niat baik?, dan Allah SWT Maha Mengetahui, dan segala tindakan perbuatan, sebesar zarrah sekalipun akan diperhitungkan kelak pada pengadilan Akbar di padang mashar kelak. QS 99: 7-8:

" Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya "
" Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula "
Mari kita bersama, berjuang dalam kebaikan dan memberikan dampak positif bahwa Islam memberikan rahmat bagi seluruh alam.

Semoga Bermanfaat
Wassalam

Sunday, January 18, 2015

Terulang kembali: Kartun Menghina Rasulullah SAW

Baru baru ini terulang di kembali penerbitan kartun yg menghina Rasulullah SAW, sangat sistematis dengan timing yang tepat, sehingga mendapat dukungan dan simpati dunia, padahal kejadian sebelumnya adalah kasus yg berbeda (kejadian penembakan kantor penerbitan di perancis - lihat note).

Tidak lelah-lelahnya mereka mencari celah untuk menghina Rasulullah SAW, sementara disisi Islam, Islam sangat menghormati dan memuliakan Rasul, nabi serta dilarang untuk mencela agama lain. Itulah toleransi yg sangat tinggi dari Islam, yang banyak dari pihak lain menuntut agar lebih toleran, sekalipun nabi Muhammad dihina. Standard ganda mereka terapkan. Al Quran, di surah Al Humazah, jelas dikatakan mereka yg suka mengolok olok (agama) Akan diletakkan di dalam neraka huthamah.

Rasulullah pernah berdoa saat beliau dihujani batu saat beliau berdakwah di Thaif:
 
Ya Allah, kepada-Mu juga aku mengadu kelemahan kekuatanku, kekurangan daya upayaku dan kehinaanku di hadapan manusia.  Wahai Yang paling Pengasih diantara para pengasih, Engkau adalah Rabb orang-orang yang lemah dan Engkaulah Rabb-ku kepada siapa hendak Engkau serahkan diriku kepada orang jauh yang bermuka masam kepadaku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai urusanku ? asalkan Engkau tidak murka kepadaku, aku tidak peduli, sebab sungguh teramat luas afiat yang Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung dari cahaya wajahMu yang menyinari segala kegelapan dan yang karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar Engkau tidak menurunkan kemarahan-Mu kepadaku atau murka kepadaku. Engkaulah yang berhak menegurku hingga Engkau ridho.

Itulah karakter dan kepribadian Rasulullah SAW yg sangat mulia, yang sudah tentu sebagai muslim yg demikian cinta terhadap budi luhur Rasulullah SAW Akan tidak akan rela jika nabi kami di hina. Coba barang kan jika terjadi sebaliknya?

Bagi kami, Muslim, sudah sangat jelas, bagiku agama ku Dan bagimu agamamu. Toleransi yg sangat luar biasa yg diajarkan oleh Allah SWT melalui rasulNya.

Semoga kejadian tercela yg mereka lakukan tersebut tidak terulang kembali.

Note:

Kalau kita lihat, insiden serangan terhadap kantor Charlie Hebdo sebenarnya memperlihatkan lebih banyak karateristik ” false flag operation” (operasi rekayasa). Kita meyakini serangan terhadap kantor majalah satir itu dilakukan oleh penyerang profesional dan berdisiplin tinggi, yang lazimnya terkait dengan pasukan khusus yang sangat terlatih; sementara tersangka yang dituduhkan, diduga, dan dibunuh, lebih tampak tidak profesional dan tidak terlatih.
 
Jadi peristiwa dalam serangan ini menampakkan dua pelaku yang berbeda. Boleh jadi serangan itu dilakukan oleh manusia lain yang sangat profesional dan terlatih, tetapi kemudian lepas bebas. Sedang yang ditangkap dan dibunuh sekadar kambing hitam yang tidak tahu apa pun yang terjadi.
 
Apakah kita masih percaya bahwa pihak Muslim yang melakukannya? Seorang pengamat, Dr Paul Craig Robert menjelaskan, jika penyerangnya kelompok Muslim, mereka akan bersedia mati saat melakukan sesuatu serangan; tetapi dua profesional yang menyerang Charlie Hebdo berusaha melarikan diri dan mereka berhasil. Lebih hebat lagi identitas “penyerang atau kemudian dikatakan sebagai teroris” diketahui melalui identitas pribadi yang tercecer di dalam mobil saat digunakan melarikan diri.
 
Tindakan identitas pribadi yang tercecer ini tidak konsisten dengan tingkat profesionalisme serangan yang dilancarkannya. Ia mengingatkan kepada alibi paspor yang ditemukan tidak musnah secara ajaib (!) dalam reruntuhan dua menara WTC saat serangan 11 September 2001. Temuan itu yang kemudian dipakai untuk mengungkap identitas penyerang 9/11. ....

http://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2015/01/20/36946/menerka-tangan-gaib-di-balik-serangan-pada-charlie-hebdo-1.html#.VL3J5Yo-bIU