Suka memelihara dan menyebarkan kedengkian. Sifat yg merusak. Suka mengganggu orang lain, senang melihat orang lain susah, susah melihat orang lain senang. Sifat dan penyakit ercela ini kebetulan dihinggapi oleh tetangga yg bukan muslim.
Sifat iri dan dengki sangat merusak diri sendiri, keluarga dan orang lain. Proses berikutnya, karena hati sudah dipenuhi oleh kedengkian, maka akan berbuat zalim, tidak takut denga Tuhan atau Allah SWT dan konsekwensinya. Semua perbuatan zalim, telengas, keji dianggap ringan oleh si pendengki.
Sifat iri dan dengki juga menimbulkan rasa tidak puas dan tidak bersyukur dengan apa yang telah diberikan olehNya. Rejeki, cobaan dan jalan hidup telah ditentukan olehnya, yang dilakukan oleh kita adalah effort/usaha untuk memenuhinya.
Sifat iri dan dengki sangat merusak diri sendiri, keluarga dan orang lain. Proses berikutnya, karena hati sudah dipenuhi oleh kedengkian, maka akan berbuat zalim, tidak takut denga Tuhan atau Allah SWT dan konsekwensinya. Semua perbuatan zalim, telengas, keji dianggap ringan oleh si pendengki.
Sifat iri dan dengki juga menimbulkan rasa tidak puas dan tidak bersyukur dengan apa yang telah diberikan olehNya. Rejeki, cobaan dan jalan hidup telah ditentukan olehnya, yang dilakukan oleh kita adalah effort/usaha untuk memenuhinya.
“Nikmat manakah lagi yang engkau dustakan”
Ketidak puasan terhadap orang lain, keluh kesah, me”restui” dan mengajak orang lain untuk ikut mendengki, selalu mencela, mengadu domba, mencari-cari dan berbuat zalim terhadap orang lain itu merupakan protes karena tidak puas terhadap diri sendiri yang dilampiaskan kepada orang lain. Pengaruh rasa iri dengki menyelimuti qalbu berakibat tidak bersyukur dan tidak ikhlas, egosenris krn tidak perduli dan “care” dengan orang lain dan alam, mengikis hati nurani. (Perilaku negatif dan zalim mencerminkan hati yang kotor, telengas, keji dan zalim pula).
Hudznuzon (berprasangka baik), berani introspeksi diri bukan pembenaran diri, menerima dan kemudian berusaha untuk memperbaiki diri dalam mengembangkan diri (yang diberikan pada setiap individu) adalah tips yang sangat baik, sehingga dapat mengembangkan potensi, memberikan manfaat kepada orang lain dan alam, salah satu sikap bersyukur.
Tsabit al-Banani berkata: “Pada suatu ketika Dawud ‘alaihissalam melewati api unggun yang berkobar, ia teringat neraka dan seluruh persendian tubuhnya bagaikan terlepas kemudian pingsan. Orang-orang menyadarkannya lalu ia berkata, “Ya Allah, kami tidak kuat terhadap panas matahari-Mu, bagaimana nanti kami kuat menahan sengatan api neraka-Mu.”
Jangan biarkan keturunan dan generasi muda diselimuti oleh iri dan dengki yang sudah pasti akan mengakibatkan kerusakan di muka bumi. Pendidikan akhlaq kepada keturunan dan generasi muda sangatlah penting, jauhkan generasi penerus bangsa dari sifat sifat keji dan telengas seperti iri dengki tersebut agar tercapainya masyarakat yang madaniah.
“Jauhkanlah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
_-------_-------
Ada sebuah kisah tentang bertetangga yang tidak perlu dicontoh, di mana penghuni rumah tersebut memiliki beberapa anak yg sudah akil baliq dan kebetulan orang tuanya memiliki sifat-sifat kurang terpuji. Beberapa diantaranya adalah "sangat kepo", suka mencuri dengar tetangga2 nya, tabiat lainnya adalah suka berghibah sehingga ada yang menjulukinya sesuatu.... , tabiat negatif lainnya adalah suka menghasut dengan segala cara, bahkan sifat dan perilaku ini diajarkan kepada anak2nya. Hobby nya memelihara dan menyebarkan kedengkian. Mengganggu tetangganya, senang sekali melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang. Pendengki takut untuk introspeksi diri, hanya menyalahkan orang lain. Perilaku tersebut akan melahirkan sifat licik, culas, keji dan telengas.Tidak terkecuali, siapapun yg dekat dengannya berusaha untuk dipengaruhi negatif. Tidak berhenti hanya disitu, bahkan tidak jarang untuk di hasut dan di adu domba. Bahkan lebih lagi, sangat senang jika ada orang yang tertimpa musibah atau menderita. Tidak cukup sampai disitu, bahkan sangat suka dan seperti tidak ada lelahnya mengganggu tetangga atau orang lain, dan anehnya perbuatannya tersebut dianggap benar dan di dukung serta bangga dengan perbuatan dan perilaku tersebut.
Di perumahan tersebut memiliki petugas satpam. Bahkan ada satpam di perumahan tersebut berusaha untuk di ajak ber ghibah, di hasut, diajak untuk melakukan perbuatan tercela seperti ikut mengganggu orang perumahan dengan berbagai dalih dan akhirnya mereka bersahabat erat dengan perbuatan tercela itu (selain memang kemungkinan memiliki sifat tidak terpuji yang sama shg "frekuensi" memang sama, wallahu a'lam). Bukannya mencegah menegegur atau menasehati dgn cara baik bahwa perbuatan tsb tdk baik dan mengganggu hak orang lain tdk boleh, malah saling menghasut/namimah, tajassus berghibah dkk bahkan ikut atau "membiarkan" mengganggu tetangga atau orang lain memang sangat memiriskan hati, padahal itu perbuatan tercela & berdosa, shg dosanya ditanggung berenteng, sama halnya dgn minuman keras, dari yg mengantarkan, penjual dan yg minum minuman keras, semua berdosa.
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS Al Maidah: 2)
Harus diwaspadai pula bahwa kejahatan jika mendarah daging maka akan sulit sekali mendapatkan hidayah. “Hati manusia, bila kerusakannya telah sampai pada tingkatan tertentu, takkan bisa diperbaiki. Kesesatan, bila telah mencapai titik tertentu, takkan bisa diterangi cahaya petunjuk.” Demikian seorang ahli tafsir menyimpulkan surat At-Taubah: 80. Rasulullah SAW selalu memintakan ampun bagi semua penjahat. Tapi ada satu kelas penjahat yang tak berhasil mendapatkan ampunan Allah. Istighfar beliau ditolak! Allah tahu bahwa mereka sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Kejahatan akan mereka bawa mati.
Tak ayal lagi, kejahatan mesti diperangi. Kecil bukan untuk diacuhkan; sepele bukan untuk diremehkan. Karena apapun bentuknya, semua kejahatan adalah saudara kandung. Terlahir dari satu ayah dan satu ibu; setan dan hawa nafsu. Wallahu A’lam.
Yang sangat anehnya perbuatan orang tua dari tetangga tersebut tidak melarang anak2 nya, bahkan menyuruh dan mengajak anak anaknya untuk berbuat hal negatif diatas. ini menurut saya sangat luar biasa, karena bukankah sebagai orang tua, sudah fitrahnya, untuk mendidik keturunannya lebih baik darinya di semua area, selain materi juga orang tua berharap dan mendidik anak anaknya memiliki perilaku dan tabiat yang mulia?
Anehnya lagi, perbuatan zalim tsb terus menerus dilakukan, entah tdk punya rasa bersalah krn selalu beralasan sehingga hatinya tertutup atau ada hal lain yg diluar nalar.
Perbuatan zalim itu sangat berdosa, jika ada yg menyaksikan kemudian mendiamkannya, maka yg menyaksikan/mengetahui akan turut berdosa, jika yg menyaksikan atau mengetahui perbuatan zalim tersebut dan membiarkan, akan bertambah dosa2nya, apalagi ikut2 perbuatan org yg berbuat zalim tsb, dan terlebih memprovokasinya, na'udhubillah.
Surah Asy-Syura : 42 “Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih“.
Pentingnya untuk mengetahui & memahami bahwa siksa neraka sangat pedih (cara mengatasi ghibah dkk) Bbrp ulama menyatakan bahwa sedemikian dahsyatnya neraka tsb, bahkan jika seseorang hanya bermimpi dlm tidurnya masuk neraka, begitu bangun seluruh tubuhnya hangus.
Sekalipun mungkin ada yg tdk percaya adanya neraka. Jika memang neraka itu tdk ada, maka org yg percaya adanya neraka dan lalu berakhlaq mulia & konsekwensi neraka, akan aman pula, tetapi jika neraka itu ternyata ada maka orang yg percaya adanya neraka akan "aman" sebaliknya org yg meremehkan, mengabaikan ataupun yg tdk percaya adanya neraka dan berlaku semena2 tsb krn tdk takut adanya konsekwensi neraka, maka akan mendapatkan masalah yg teramat sangat besar disana.
Dengan menyadari siksa neraka yg demikian pedih, maka tajassus, namimah, ghibah dkk yg termasuk dosa sangat besar (sekali berghibah, 70 tahun dineraka maka setiap insan sdh tahu konsekuesinya. Dosa bagi org yg menyebar ghibah apalagi lewat hp & medsos berantai, maka dosanya eksponenatial sesuai dgn jumlah org yg dipengaruhi negatif tsb. Naudhubillah min dzalik. 1 hari di neraka = 1000 tahun di bumi. 70 th di neraka = 70.000 th di bumi.
Memang seperti di contohkan dalam kisah kisah bahwa kedengkian akan menutup hati nurani, apalagi jika di biarkan atau terlebih "diumbar" dgn memelihara dan menyebarkan kedengkian, yg akhirnya akan menentang Allah SWT, serta pengaruh negatif tsb sangat cepat menular bahkan kitapun dengan mudah tertular jika tidak waspada dan menjaga hati dan Allah SWT Maha Mengetahui, manusia tdk dpt mencari2 alasan2 apapun juga.
Kebetulan pula kisah tetangga ini bukan muslim. Dengan sedemikian besarnya energi kedengkian tsb, Hanya saja. bukankah setiap keluarga di didik untuk berperilaku dan berbudi pekerti mulia?. Apakah kita tidak takut dan malu mempunyai sifat tercela tersebut? Apakah di budaya atau agama lain tidak diajarkan utk tidak mendengki? Senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang adalah sifat dan penyakit tercela yg hrs dihindarkan bukan diumbar. Sebenarnya kisah tersebut sangat memiriskan hati karena bagaimanapun apakah dia atau mereka itu muslim atau bukan, suku atau ras atau warna kulit apapun adalah tetap manusia, yang diciptakan Allah dengan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang terhadap segala ciptaanNya, sehingga wajib bagi setiap insan muslim untuk mengajarkan atau paling tidak mendoakan mereka, semoga mereka mendapatkan hidayahNya dan semoga kita dijauhkan dari sifat sifat tercela tersebut, aamiin. Semoga Allah mengampuni kita krn tdk ada seorangpun yg terlepas dari perbuatan dosa. Allah SWT Maha Pengampun jika kita bertaubat dgn sungguh2. aamiin.
Coba nih baca juga Manfaat Asuransi Kesehatan
ReplyDelete