bersamadakwah - Siapa yang tidak mengasihi yang di bumi, tidak akan dikasihi oleh Yang Dilangit (Allah swt)" ~ Hadits Nabi saw.
Sikap suka berbagi rezeki dengan orang lain, terutama terhadap fakir miskin merupakan salah satu ciri orang yang taqwa. Tentunya hal ini dilakukan dengan niyat yang ikhlas,nothing to loose (tidak merasa ada yang hilang).
Dikisahkan pada suatu hari, Rasulullah saw. menyembelih seekor domba. Setelah dikuliti dan dipotong-potong, lalu beliau serahkan kepada Aisyah ra. isteri tercinta, untuk dimasak. Sebelum ke luar rumah untuk berdakwah, Rasulullah saw berpesan kepada Aisyah, agar daging domba tersebut juga dibagi-bagikan buat tetangga, fakir miskin dan shahabat yang membutuhkannya.
Sepulang Nabi saw dari berdakwah, perut beliau terasa lapar. Lalu bertanya kepada Aisyah, “Apa yang tersisa dari domba yang kita potong tadi pagi?”.
Dengan tersenyum Aisyah menjawab, “Sudah habis ya Rasulullah (sudah dibagi-bagikan kepada fakir miskin), tapi aku sisakan untukmu, sepotong daging paha depannya”.
Nabi saw tersenyum, “Engkau terbalik duhai isteriku, sesungguhnya yang sepotong paha inilah yang akan habis, sedangkan yang sudah engkau sedekahkan itu, akan kekal disisi Allah swt”.
Dari kisah diatas, dapat dipetik pelajaran, bahwa seseorang akan beroleh balasan pahala shadaqah berlipat ganda dari Allah swt, sesuai dengan apa yang pernah dia infakkan. Tentunya harus berasal dari yang halal.
Jadilah kita manusia yang suka memberi, jiwa orang bertaqwa, Allah swt pun menjamin balasannya."Bukankah balasan bagi suatu kebaikan, adalah suatu kebaikan pula"~ QS Ar-Rahman:60.
Jadi, apabila kita berbuat kebaikan kepada manusia, biasanya manusia akan berbuat baik kepada kita. Jika kita berbuat baik bahkan kepada hewan atau tumbuh-tumbuhan, maka hewan dan tumbuhan itu pasti akan berbuat baik kepada kita.
Andai saja, manusia, hewan dan tumbuhan tersebut, tidak membalas kebaikan yang kita lakukan pada mereka, maka Allah swt. pasti akan membalasnya. Jadi sekali lagi, tidak aka ada yang hilang dari kebaikan-kebaikan yang kita perbuat. Semua pasti tercatat disisi Allah swt.
Kalau malas membajak sawah
Tentu hasilnya tak akan ada
Kalau ikhlas memberi sedekah
Tentu balasan berlipat ganda
[tifatul sembiring]
Thursday, July 11, 2013
Thursday, June 27, 2013
7 Kiat Menangkal Virus Ukhuwah
Dalam surat Al
Hujurat (QS 49) Allah SWT memaparkan 7 kiat bagi kita untuk menangkal
virus-virus ukhuwwah yang bisa menghancurkan shaf ukhuwwah yang telah dibina.
Tabayyun
Tabayyun berarti mencari kejelasan informasi dan mencari bukti kebenaran informasi yang diterima. Allah SWT berfirman:
‘Adamus Sukhriyyah
‘Adamul Lamz
Tarkut Tanabuz
Ijtinabu Katsirin minadzdzan
Adamut Tajassus
Ijtinabul Ghibah
Tabayyun
Tabayyun berarti mencari kejelasan informasi dan mencari bukti kebenaran informasi yang diterima. Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq
membawa berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS 49:6)
‘Adamus Sukhriyyah
Artinya tidak
memperolok-olokkan orang atau kelompok lain. Firman Allah
SWT:
SWT:
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah satu kaum memperolok-olokkan
kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik
dari mereka (yang memperolok-olokkan).” (QS 49:11)
Berhimpunnya
kelompok-kelompok dakwah dan harakah yang ada di bumi sekarang ini adalah suatu
mimpi indah. Sebagaimana yang ditulis DR. Yusuf Qardhawi, maka kesatuan wala’
(loyalitas) dan tumbuhnya suasana ta’awun dalam menghadapi konspirasi para
thaghut adalah sesuatu yang tidak dapat ditawar lagi. Dan kalaupun hal ini
belum terwujud karena ada beberapa hal yang belum bisa kita lakukan, maka tidak
mampukah kita sekadar meninggalkan tradisi sukhriyyah dan perasaan ana khairun
minhu (saya lebih baik daripadanya) seperti yang dinyatakan iblis???
‘Adamul Lamz
Maksudnya tidak
mencela orang lain. Ini ditegaskan dengan firman-Nya:
“Dan janganlah kamu mencela diri sendiri’. Mencela sesama muslim, oleh
ayat ini dianggap mencela diri sendiri, sebab pada hakekatnya kaum muslimin
dianggap satu kesatuan. Apalagi jika celaan itu adalah masalah status dan
standar kebendaan. Allah sendiri menyuruh Rosul dan orang-orang yang
mengikutinya untuk bersabar atas segala kekurangan orang-orang mukmin. (lLihat
QS, 18:28).
Tarkut Tanabuz
Yakni meninggalkan
panggilan dengan sebutan-sebutan yang tidak baik terhadap sesama muslim. Ini
berdasarkan firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu saling memanggil dengan sebutan-sebutan (yang
buruk).” (QS 49:11)
Tanabuz dalam bentuk
yang paling parah adalah berupa pengkafiran terhadap orang yang beriman. Pada
kenyataannya masih saja ada orang atau kelompok yang dengan begitu mudahnya
menyebut kafir kepada orang yang tidak
tertarik untuk masuk
ke dalam kelompok tersebut.
Ijtinabu Katsirin minadzdzan
Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka,
karena sebagian prasangka itu dosa.” (QS 49:12)
Pada dasarnya
seorang muslim harus berbaik sangka terhadap sesamanya, kecuali jika ada bukti
yang jelas tentang kesalahan tersebut. Dan sebaliknya, kepada orang kafir dan
musuh Islam, kaum muslimin harus menaruh curiga bila mereka bermanis budi.
Allah SWT sendiri menegaskan:
“Sesungguhnya orang-orang kafir menginfakkan harta-harta mereka untuk
mengahalangi manusia dari jalan Allah.” (QS 8:36)
Adamut Tajassus
‘Adamut Tajassus
adalah tidak mencari-cari kesalahan dan aurat orang lain. Perbuatan ini amat
dicela Islam. Allah SWT amat suka bila kita berusaha menutup aib saudara kita
sendiri. Firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu sekalian mencari-cari kesalahan (dan aurat) orang
lain.” (QS 49:12)
Ijtinabul Ghibah
Allah SWT menegaskan:
“Dan janganlah kamu sekalian menggunjing sebagian lain. Sukakah salah
seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?…”
Ghibah sebagaimana
yang dijelaskan Rasulullah SAW adalah menceritakan keburukan dan kejelekan
orang lain. Ketika seseorang menceritakan kejelekan orang lain, maka ada dua
kemungkinan yang terjadi. Pertama, jika yang diceritakannya benar-benar terjadi
maka itulah ghibah. Kedua, jika yang diceritakannya itu tidak terjadi berarti
ia telah memfitnah orang lain.
Begitu besarnya dosa
ghibah, sampai Allah SWT menyamakan orang yang melakukannya dengan orang yang
memakan bangkai saudaranya sendiri.
Sumber : http://albarokah.or.id/
Monday, June 10, 2013
Jangan Hasad dan Jangan Lemah oleh Hasad
Penyakit
berat yang mengancam kehidupan kita adalah hasad atau dengki. Hasad adalah
tidak suka dengan kebaikan yang ada pada orang lain, bahkan dia ingin agar
kebaikan itu hilang dari orang tersebut.
Dikatakan
bahwa pada setiap manusia tidak ada yang sepi dari sifat hasad. Hanya saja ada
yang dapat menahannya, tapi ada yang tidak dapat membendungnya. Karena itu kita
diperintahkan untuk sering-sering berlindung dari penyakit hasad dan dari orang
hasad. Sebab jika hasad sudah bersarang di hati, dari sana lahir berbagai
keburukan dan perbuatan nista. Dan orang yang paling rugi atas sifat hasad
adalah orang yang hasad itu sendiri. Baik terhadap dirinya, maupun agamanya.
Dalam
sejarahnya, pembangkangan dan permusuhan sumbernya adalah hasad. Iblis
membangkang kepada Allah, karena hasad terhadap Nabi Adam, mengapa dia yang
terbuat dari api bersujud kepada Adam yang terbuat dari tanah (Al-A’raf 12).
Qabil membunuh habil karena hasad terhadap saudaranya yang mendapat isteri
lebih cantik darinya dan kurbannya diterima sedang dia tidak. Perhatikan
bagaimana kejinya perbuatan saudara-saudara Nabi Yusuf kepada adiknya yang
masih kecil. Tak lain karena hasad mereka terhadap Nabi Yusuf.
Kaum
Yahudi yang hasad terhadap Rasulullah SAW dan bangsa Arab yang mendapatkan
kemuliaan akhir kenabian melahirkan sekian banyak perbuatan nista. Abdullah bin
Ubay bin Salul yang hasad dengan kemuliaan Rasulullah SAW, menjadikannya
sebagai gembong munafik dengan segala perbuatan liciknya. Begitulah seterusnya,
hasad tidak pernah sepi dari kehidupan manusia.
Benarlah
jika dikatakan bahwa hasad memakan kebaikan, sebagaimana api memakan kayu
bakar. Hasad membuat gelap mata, yang tampak hanyalah keburukan orang yang
didengki. Tidak sedikitpun kebaikan dia akui, walau sebenarnya banyak. Hasad
lahir karena kehidupan yang lebih berorientasi dunia, materi, pamor,
popularitas, kedudukan dan jabatan, dan lain-lain.
Hasad
dapat menjangkiti siapa saja, tak terkecuali orang yang sedang berada di jalan
dakwah sekalipun. Rasulullah SAW tidak khawatir dengan kefakiran umatnya. Dia
justeru khawatir ketika pintu-pintu dunia terbuka. Lalu umatnya saling
berlomba-lomba mengejar dunia, saling sikut dan saling dengki (HR. Muslim).
Mari
periksa lagi diri kita dari sifat hasad berlindunglah kepada Allah dari
penyakit yang satu ini. Biasakan melapangkan dada kita terhadap
kebaikan-kebaikan yang dimiliki saudara-saudara kita. Bahkan kita ikut gembira
dengan kegembiraan mereka. Obat hasad paling mujarab adalah kembali kepada
Allah, mengingat kematian dan berharap kemuliaan dariNya serta tidak
berorientasi duniawi semata.
Jika
ada orang yang hasad terhadap kita, juga jangan terlalu sedih dan galau. Karena
orang-orang yang lebih mulia dari kita pun tetap ada yang hasad kepadanya.
Berlindunglah kepada Allah dari orang yang hasad. Kemudian tetaplah berjalan di
jalan kebaikan. Jangan sekali2 kebaikan kita hentikan karena hasad orang lain.
Cukuplah ketenangan, keteguhan serta senyum kita membuat orang yang hasad kian menderita.
Penderitaan yang tak berpahala, justeru berdosa.
Jangan
balas hasad dengan hasad. Balaslah dengan doa, ucapan baik, dan menebar cinta,
kerja dan harmoni. Jangan terlalu berharap orang yang hasad akan berubah. Ini
memang jenis penyakit yang sulit dihilangkan. Yang penting diri kita tetap ajeg
dan kuat. Kata Mu’awiyah ra: “Semua permusuhan mudah dipadamkan. Kecuali
permusuhan yang sumbernya adalah hasad.”
Riyadh,
Rajab 1434 H
Ustadz
Abdullah Haidir
Wednesday, November 21, 2012
Pray for Gaza
Di bulan muharam ini, kita semua tengah merajut doa dan impian. Semoga kita semua selalu Ikhlas, tegar dan senantiasa dlm lindunganNya.
Mari kita doakan saudara-saudari mujahid kita yang tengah dibawah penindasan, penjajahan disegala situasi akibat terorisme laknatullah israel.
Atau akankah kita melupakan talisilaturahim antar sesama umat muslim..
Subscribe to:
Posts (Atom)