Wednesday, July 18, 2012

A Glance: Relativitas Waktu hingga Padang Mashyar


Sejak di sekolah dasar, orang tua saya Alhamdulillah cukup sering menghadiahkan buku seperti Serial Pustaka “Life” yang bergambar walaupun berbahasa Inggris yang tidak dimengerti saat itu tetapi banyak gambarnya yang membuat tertarik dan buku buku lain sebagainya dan saat di SMP ada yang sudah diterjemahkan, semakin asyik membaca, dan saat di SMA, pikiran selalu tergelitik dan sering "ngutak ngatik" formula massa, gravitasi, kecepatan cahaya dan yang kemudian, saat di kelas 1 atau 2 SMA, orang tua saya membelikan buku , kalau tidak salah judulnya “einstein for beginner” dan meminta saya untuk menterjemahkan kedalam bahasa Indonesia walaupun dengan kemampuan berbahasa Inggris yang sangat kurang, yang sampai saat ini belum sempat saya terjemahkan, entah bukunya dimana sekarang, juga karena disiplin ilmu yang di tekuni berbeda....
Sebagaimana diketahui bahwa Allah SWT menciptakan system seluruh alam dan dimensi, baik di tempat kita hidup di dunia (3 dimensi) ataupun di dimensi yang lain.

Dengan menciptakan dimensi dunia ini, salah satu keindahan yang Allah SWT ciptakan adalah waktu (seperti yang tersurat dalam surah al 'Ashr, subhanallah), dengan adanya waktu maka terbentuklah ruang dan kemudian gravitasi, dan setelah “big bang”, teori big bang menurut pendapat para ilmuwan, kemudian ruang semesta ini expanding atau meluas. (keindahan ciptaan Allah lainnya, di jelaskan di QS Adz Dzariyat: 47, Subhanallah, Allah Maha Kuasa), kemudian terbentuklah unsur-unsur kimia pembentukan semesta termasuk galaksi, planet, bintang dan seterusnya.

Kemudian timbul pertanyaan, apakah alam semesta ini mengembang terus dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya secara terus menerus? Ataukan kemudian melambat? Atau bagaimana?

Sejumlah ilmuwan setuju bahwa alam semesta ini setelah mengembang dengan akselerasi yang sangat cepat, kemudian pada akhirnya alam semesta ini kembali ke titik semula, atau dalam arti sebenarnya adalah kiamat. Alam semesta pasti akan kiamat, tidak terkecuali, bahkan jin, manusia dan malaikat pun akan mati, hanya Allah SWT yang tanpa batas.

Ada keindahan tersendiri bagi ilmuwan, misteri dengan ruang, waktu dan gravitasi yang demikian kompleks menurut akal manusia yang membuat banyak peneliti tertarik dan di teliti di laboratorium CERN.

Mengenai waktu, Allah menciptakan waktu, sehingga tidak mungkin waktu berjalan mundur, waktu akan terus kedepan, kita sebut dengan “arrow of time” atau panah waktu, sehingga sungguh benar pernyataan dari Allah SWT dengan Allah SWT berfirman:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati dengan kesabaran”. (al 'Ashr)

Kembali mengenai waktu, kemudian sebagian menanyakan apakah waktu itu absolut atau relative? Apakah waktu itu sama?

Berdasarkan penelitian, bahwa waktu itu sangat relative, sebagai contoh, menurut teori relativitas Einstein, jika seseorang bergerak dengan kecepatan cahaya maka waktu akan melambat. Artinya bahwa jika seseorang melanglang buana di jagat raya selama 100 tahun, maka saat dia kembali kebumi, bumi sudah berubah selama 100 tahun sedangkan dia tidak bertambah usia kecuali hanya beberapa waktu saja (kecepatan cahaya = 299.792.458 m/detik). Apakah kejadian ini mempengaruhi waktu biologis tubuh manusia atau tidak, Wallahu a'lam.
Jika kita coba "ngutak ngatik' hukum fisika secara sederhana, dengan mengkorelasikan antara gravitasi, massa dan kecepatan cahaya, dengan gravitasi yang super kuat akan membuat waktu juga melambat, ruang akan melengkung.

Singkatnya, hasil dari ilmu pengetahuan, ternyata sangat menjelaskan apa yang terdapat dalam surah al Kafi “ditidurkan selama 309 tahun), Subhanallah.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka sudah tentu Isra’ Mi’raj yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah bukti bahwa hal itu terjadi, benar adanya dan Allah SWT sangat menyayangi ciptaanNya sehingga mengajarkan kepada kita dengan berbagai ilmu dan hikmah.

Lalu apakah waktu di alam kubur sama dengan waktu manusia hidup. Hal ini sudah tentu berbeda, sehingga waktu itu sangat relative, yang menurut pendapat saya, orang yang mati di jaman Fir’aun dengan orang yang mati di abad sekarang atau akan datang akan sama yang hal ini disebabkan oleh karena waktu di dunia ini sudah tidak berlaku lagi sehingga saat itu pula sudah terjadi kiamat, yang membedakan adalah kadar dari dosanya, wallahu a'lam, karena waktu sudah sangat melambat atau tidak ada atau masuk ke dimensi yang belum pernah diketahui dan sulit untuk dijabarkan oleh ilmu pengetahuan. Yang tentunya hal ini sangat mengerikan bagi orang yang mendustakan ayat ayat Allah SWT ataupun orang orang yang melanggar laranganNya, tetapi bagi orang orang yang shaleh, seperti tidur dengan mimpi yang indah.

Kemudian setelah batas waktu yang ditentukanNya, ditiupkannya sangkakala, maka kiamatlah alam semesta ini.

Padang Masyar (prolog buku – 1001 Wajah di Padang Masyar)

Kematian merupakan sebuah akhir dan awal. Akhir bag kehidupan di alam dunia dan awal bagi kehidupan di alam kubur. Selama berada di alam kubur, manusia dan jin bisa berada dalam kenikmatan atau siksaan, bergantung keapda amal perbuatan mereka selama hidup di alam dunia. Namun kehidupan di alam kubur bukanlah proses terakhir kehidupan.

Proses berikutnya adalah datangnya hari kiamat yang diawali dengan ditiupkannya sangkakala yang pertama oleh malaikat Israfil, setelah itu seluruh langit, bumi dan dunia segenap isinya hancur lebur.

Proses berikutnya adalah tiupan sangkakala yang kedua yang menghidupkan dan menggiring seluruh mahluk ke Padang Masyar. (QS Yasin: 51-54)

Padang Masyar bukan di dunia ini, tetapi di dimensi yang lain yang diciptakan olehNya. “(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang laibn dan (demikian pula) langit, dan meeka semuanya (di Padang Masyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa (QS Ibrahim: 48).

Rasulullah SAW bersabda:

“Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat di atas dataran yang sangat putih berbentuk bulat pipih dan datar tanpa ada sedikitpun tanda (bangunan dan lain-lain) yang dikenali manusia.
Masyar adalah sebuah tempat pengumpulan seluruh mahluk untuk mempertanggungjawabkan seluruh amal perbuatannya semasa di dunia. Mereka datang tanpa alas kaki, tanpa sehelai benangpun yang menempel di badan, dan dalam keadan belum di khitan. Matahari di dekatkan sejarak satu mil di atas kepala mereka. Keringat mereka bercucuran deras sesuai dengan kadar dosanya. Mereka berdiam diri di tempat, tanpa gerak, tanpa suara, menunggu keputusan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Bagaimana keadaan manusia saat itu? Tergantung dengan amal perbuatannya, dan Allah SWT Maha Mengetahui segala sesuatu.

Kemudian proses selanjutnya adalah HISAB, semua amalan perbuatan akan di hisab (dihitung). Sebagian manusia yang beriman akan mendapat syafaat, sedangkan yang tidak mendapat syafaat langsung kepada proses peng-hisab-an.

Proses selanjutnya, penghitungan amal, kemudian melewati jembatan Shirat dan bagaimana dengan kita? Apakah langsung masuk syurga atau kecemplung di neraka yang panasnya, mungkin diperkirakan 70 x 10.000 x 15.000.000 derajat Celcius?. Tergantung amal kita di dunia tentunya. Semoga kita dikukuhkan iman dan semakin bertaqwa kepadaNya sehinggga dapat bertemu dan berkumpul bersama orang-orang yang kita cintai di jannah nantinya. Aamiin. [wahyuprizuardi]
Wallahu a'lam bish shawab

Note:
  • 70 kali panas yang ada di semesta (hadist Rasulullah SAW)
  • 15.000.000 - 25.000.000 derajat Celcius adalah perkiraan panas inti matahari.
  • 10.000 kali panas inti matahari adalah panasnya supernova (bintang meledak), sebagian mengatakan suhu inti supernova mencapai 100 Milyar Kelvin (100 GK).

No comments:

Post a Comment